Senin, 07 April 2008
Sekilas kehidupan di Kota Palu....
Palu, itulah nama salah satu kota yang terletak di tengah-tengah pulau Sulawesi. Keberadaannya melengkapi jumlah 6 Provinsi di Pulau Sulawesi. Kota Palu memiliki kontur alam yang unik, dikelilingi oleh gunung dan dibatasi oleh lautan. Kota Palu sendiri dipisahkan oleh sungai yang membentang dari selatan ke utara, sehingga untuk akses ke daerah Palu bagian Barat dan timur, dibangun beberapa jembatan. Empat buah jembatan besar yang menghubungkan Palu barat dengan Palu timur, dimana jembatan yang terakhir atau lebih dikenal dengan jembatan 4 baru beroperasi sekitar 1 tahun. Jembatan 4 ini merupakan jembatan yang megah, yang persmiannya dilakukan oleh Bpk Presiden SBY.
Berbicara tentang kehidupan di Palu, tentu tidak bisa dipisahkan dengan kondisi keamanannya. Betapa tidak, pada akhir 2005 silam, sebuah BOM meledak di pasar pedagang daging Babi. Selepas itu, terror BOM terjadi dimana-mana, pembunuhan, aliran sesat, eksekusi Tibo Cs, dan terakhir yang masih hangat dibicarakan adalah terbunhnya Madi, seorang pemimpin aliran sesat di desa Buluri, Palu. Tetapi terlepas dari kejadian-kejadian tersebut di atas, penduduk Palu selalu berusaha untuk tampil sebagai masyarakat yang berpendidikan, berprilaku santun, dan yang terpenting lagi bahwa masyarakat kota Palu ingin menampilkan bahwa mereka adalah masyarakat yang beragama.
Sebagai pendatang di Kota Palu, saya selalu mengharapkan agar Palu menjadi daerah yang berkembang jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Sulawesi, setidaknya nomor 2 setelah Makassar. Hal ini karena penduduk kota Palu memiliki tingkat perekonomian yang relative lebih tinggi, dan dikenal sebagai masyarakat yang konsumtif. Salah satu indikasinya yaitu banyaknya jumlah mobil mewah yang beredar di kota Palu, belum lagi pusat-pusat perbelanjaan yang selalu dipenuhi konsumen pada malam hari, artis-artis Ibu kota yang selalu live performance, dan berdirinya beberapa pabrik-pabrik bersakala nasional dan internasional.
Untuk tempat hiburan anak muda gaul, dikenal dengan nama taman Ria. Letaknya sejurus dengan jembatan 4 Palu. Karena lokasinya sangat strategis, maka tidak heran jika tempat ini tidak pernah sepi dari aktivitas anak-anak muda gaul. Mulai dari perkumpulan motor, mobil hingga live performance dari band-band kota Palu.
Berbicara tentang kehidupan di Palu, tentu tidak bisa dipisahkan dengan kondisi keamanannya. Betapa tidak, pada akhir 2005 silam, sebuah BOM meledak di pasar pedagang daging Babi. Selepas itu, terror BOM terjadi dimana-mana, pembunuhan, aliran sesat, eksekusi Tibo Cs, dan terakhir yang masih hangat dibicarakan adalah terbunhnya Madi, seorang pemimpin aliran sesat di desa Buluri, Palu. Tetapi terlepas dari kejadian-kejadian tersebut di atas, penduduk Palu selalu berusaha untuk tampil sebagai masyarakat yang berpendidikan, berprilaku santun, dan yang terpenting lagi bahwa masyarakat kota Palu ingin menampilkan bahwa mereka adalah masyarakat yang beragama.
Sebagai pendatang di Kota Palu, saya selalu mengharapkan agar Palu menjadi daerah yang berkembang jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Sulawesi, setidaknya nomor 2 setelah Makassar. Hal ini karena penduduk kota Palu memiliki tingkat perekonomian yang relative lebih tinggi, dan dikenal sebagai masyarakat yang konsumtif. Salah satu indikasinya yaitu banyaknya jumlah mobil mewah yang beredar di kota Palu, belum lagi pusat-pusat perbelanjaan yang selalu dipenuhi konsumen pada malam hari, artis-artis Ibu kota yang selalu live performance, dan berdirinya beberapa pabrik-pabrik bersakala nasional dan internasional.
Untuk tempat hiburan anak muda gaul, dikenal dengan nama taman Ria. Letaknya sejurus dengan jembatan 4 Palu. Karena lokasinya sangat strategis, maka tidak heran jika tempat ini tidak pernah sepi dari aktivitas anak-anak muda gaul. Mulai dari perkumpulan motor, mobil hingga live performance dari band-band kota Palu.
Overall Palu adalah kota yang Indah!!
By : E A Q
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kota ini kehidupannya yg sy agak bingung? seharusnya bisa lebih maju dari Gorontalo, karena kiblatnya ke Makassar.tetapi kalau dibandingkan dengan Sulawesi Utara (manado) wah..ketinggalan jauh. sy sih lihat Mall Tatura yg baru buka tapi sahamnya sudah mau dilego ke pemda,yg lain PMU,BNS,yg parahnya lagi Koran Lokalnya hanya beberapa lembar, ng asik pas baca, kadang tulisannya kaga nyambung,belum lagi terminal (mamboro), pasar (pertokoan hasannudin). anyway...sy tetap kangen ama masakan mas joko pas di pojokan Jl.ahmad dahlan (dekat bank mandiri, sambelnya boo, bikin ngiler...yg ini sy trully recomended
BalasHapusberkunjungka'...http://daengnuntung.com
BalasHapus