Yang terdalam

Hari ini (Minggu, 27 April 2008) seperti biasa saya menghabiskan waktu di kantor. Maklumlah Buker (bujang keren, red), semua hari rasanya sama saja, ngga ada yang istimewa. Yang berbeda, kalau hari sabtu or minggu ngga ada bos, so bisa bebas sebebas-bebasnya. Itu saja!!

Tadi sempat liat acara TV, kalo ngga salah nama programnya Fans yang ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta. Dikisahkan seorang remaja asal Lhokseumawe yang bernama Rizal yang ternyata ngefans berat sama band asal kota Bandung, Peterpan. Yang jadi host acaranya yaitu Peterpan (yaa ngitung-ngitung tambahan pendapatan).

Rizal ini hidup sendiri di Lhokseumawe. Orang tuanya tau pisah ato meninggal, yang jelas Ibunya tinggal di Bandung, bekerja sebagai penyanyi di café. Mereka terpisah sejak 10 tahun yang lalu. Ternyata Ibu dan anak itu sama-sama ngefans sama yang namanya Peterpan.

Singkat cerita, mereka berdua dipertemukan dalam acara tersebut. Dan mereka dipertemukan oleh lagu Petepan yang berjudul “Yang Terdalam”. Katanya nih ya, kalo Ibunya nyanyi lagu ini, selalu mengeluarkan air mata. Sedih, katanya.

Begini nih lirik lagunya…

Kulepas semua yang ku inginkan
Tak akan ku ulangi
Maafkan jika kau kusayangi
Dan bila kumenanti

Pernahkah engkau coba mengerti
Lihatlah ku disini
Mungkinkah jika aku bermimpi
Salahkah tuk menanti

Reff :

Takan lelah
Aku menanti
Tak hilang
Cintaku ini
Hingga saat kau tak kembali
Kan kukenang di hati saja

Kau telah tinggalkan
Hati yang terdalam
Hingga tiada cinta
Tersisa dijiwa

Untuk orang yang sedang patah hati karena ditinggal sang kekasih, lagu ini akan menyayat & mengiris-iris hati. Gimana tidak, liriknya yang dalam dan alunan musiknya yang mellow, akan membuat pendengar menerawang sampai ke ujung dunia. Saya pribadi, kalo dengar lagu ini, biasanya berusaha memutar memori di masa lalu. Yang ujung-ujungnya membuat hati bagai sebuah kayu yang di dalamnya bermukim ribuan rayap (luarnya saja yang kokoh, tapi dalamnya rapuh).