Selasa, 03 Juli 2012
Jaga Moment Sehat dengan Air Mineral
Klik untuk melihat sumber gambar
Tahukah Anda bahwa kebutuhan tubuh akan air itu sangat amat penting? Tahukah Anda apa saja manfaat air dalam tubuh kita? Tahukah Anda berapa volume air yang dibutuhkan tubuh kita dalam sehari? Tahukah Anda air seperti apa yang Anda minum selama ini? Apa sajakah kandungannya? Dan tahukah Anda air seperti apa yang baik untuk kesehatan tubuh manusia? Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan pertanyaan standard yang “wajib” Anda ketahui sebelum mengonsumsi air minum.
Penelitian membuktikan bahwa
tubuh manusia terdiri sekitar 75%-85% air, bahkan pada bagian tertentu kadar
kandungan air sangat tinggi yaitu mencapai 95%. Otak dan darah merupakan bagian
tubuh yang mengandung komponen air sangat tinggi. 90% otak kita terdiri dari
kompenan air, sedangkan darah mengandung 95% komponen air.
Tubuh manusia sangat tergantung
pada air untuk melakukan reaksi kimia. Tidak ada satu reaksi kimia pun dalam
tubuh manusia yang dapat berjalan baik tanpa adanya air. Salah satu akibat jika
kita kekurangan air adalah terganggunya system pencernaan dan metabolisme dalam
tubuh, sehingga dampak jangka pendek yang ditimbulkan adalah susah buang air
besar. Selain itu, kekurangan air juga dapat membuat kita merasa cepat lelah,
mudah kehilangan konsentrasi, menurunnya stamina bahkan pingsan karena terjadi
dehidrasi dalam tubuh.
Kebutuhan volume air dalam tubuh
manusia berbeda-beda tergantung lingkungan dan aktivitasnya sehari-hari.
Semakin tinggi suhu lingkungan dan semakin berat aktivitas yang dilakukan
seseorang, maka jumlah kebutuhan air dalam tubuhnya semakin banyak. Namun
umumnya kebutuhan orang normal pada air minum adalah 6 liter per hari atau sama
dengan 8 gelas ukuran besar. Bagaimana jika volume air yang kita konsumsi tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh kita? Jawabannya adalah tubuh kita akan mencari
cara agar tiap-tiap bagian yang ada dalam tubuh kita memperoleh asupan air yang
cukup. Cara termudah adalah dengan mengambil komponen air yang ada dalam darah.
Dikatakan mudah karena hampir tiap bagian tubuh manusia terdapat darah. Jika air
yang diambil dari darah terlalu banyak, maka darah kita akan semakin kental
sehingga akan sangat susah untuk bersirkulasi. Ujung-ujungnya, penyakit pun
akan mudah menyerang tubuh kita.
Setelah mengetahui peranan air
dalam tubuh, kita juga “wajib” mengetahui kandungan air minum yang baik untuk
kesehatan tubuh kita. Menurut departemen kesehatan, seperti dilansir pada situs Viro, live the moments bahwa syarat-syarat air minum
adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang
berbahaya, dan tidak mengandung logam berat, serta telah
lulus dalam uji TDS (Total Water Solid). TDS sendiri digunakan untuk mengukur
kadar kemurnian air dari mineral anorganik. Uji ini penting karena sebenarnya
Air tidak mengandung kadar mineral lain selain H2O.
Karena sebagian besar bagian tubuh kita ini terdiri dari air, maka air yang kita konsumsi pun harus sesuai standard. Masih lansiran pada situs Viro, live the moments, bahwa air mineral viro merupakan air mineral yang telah lulus uji layak konsumsi karena memiliki nilai TDS yang berkisar pada angka 19-24 ppm (mg/liter). Menurut WHO, badan PBB yang mengurusi masalah kesehatan, nilai standarisasi TDS air yang layak untuk dikonsumsi adalah <100 ppm. Sehingga jika dibandingkan dengan syarat dari WHO, angka TDS air mineral Viro jauh lebih kecil. Hal ini berarti air mineral Viro sangat amat layak untuk dikonsumsi sebagai jawaban atas kebutuhan air minum yang sehat, aman, dan bersih.
Karena sebagian besar bagian tubuh kita ini terdiri dari air, maka air yang kita konsumsi pun harus sesuai standard. Masih lansiran pada situs Viro, live the moments, bahwa air mineral viro merupakan air mineral yang telah lulus uji layak konsumsi karena memiliki nilai TDS yang berkisar pada angka 19-24 ppm (mg/liter). Menurut WHO, badan PBB yang mengurusi masalah kesehatan, nilai standarisasi TDS air yang layak untuk dikonsumsi adalah <100 ppm. Sehingga jika dibandingkan dengan syarat dari WHO, angka TDS air mineral Viro jauh lebih kecil. Hal ini berarti air mineral Viro sangat amat layak untuk dikonsumsi sebagai jawaban atas kebutuhan air minum yang sehat, aman, dan bersih.
Bagi saya, konsumsi air putih merupakan kebiasaan yang mulai menjadi "budaya" dalam diri saya. Setiap bangun tidur, setidaknya saya menghabiskan 2 gelas air putih. Hal ini saya lakukan agar metabolisme dan pencernaan dalam tubuh saya berjalan normal. Sebelumnya, saya adalah orang yang tidak suka mengkonsumsi air putih dalam jumlah yang banyak, terutama saat bangun tidur. Karena pernah suatu ketika saya mengalami muntah setelah mengkonsumsi segelas air putih di pagi hari. Hal ini membuat saya trauma. Namun karena konsumsi air yang kurang, saya sesekali merasakan susahnya buang air besar, sering merasakan kantuk, dan cepat lelah. Saat ini air putih menjadi bagian tak terpisahkan dari diri saya. Diawali pada pagi hari, saya mengkonsumsi 2 gelas air putih di rumah sesaat setelah bangun tidur, 1 gelas setelah sarapan, 2 gelas setelah makan siang, 1 gelas di sore hari, 2 gelas setelah makan malam serta 1-2 gelas sebelum tidur. Kebiasaan ini mulai saya lakukan sekitar 4 tahun lalu. Mulanya, dampak yang saya alami yaitu saya harus beberapa kali buang air kecil dalam sehari. Namun setelah beberapa lama, frekuensi buang air kecil menjadi normal kembali. Mungkin karena tubuh saya harus beradaptasi dengan kebiasaan baru mengkonsumsi air putih.
Sekedar berbagi pada Anda, moment penting dimana saya mengenal dan mulai memilih-milih air minum yang akan saya konsumsi adalah saat pertama kali melihat demo sebuah produk air beserta alat pendeteksi elektrolit air. Saat itu alat pendeteksi elektrolit tersebut dicelupkan kedalam segelas air, dan tidak berapa lama kemudian air tersebut terlihat keruh, tidak ubahnya seperti air selokan yang sangat tidak layak dikonsumsi. Karena didasari oleh ketertarikan, rasa penasaran serta dugaan tertipu oleh sales produk, saya memutuskan untuk membeli sendiri alat pendeteksi elektrolit di swalayan (bukan bawaan produk tertentu). Kemudian saya mencoba melakukan pengetesan pada beberapa air minum yang saya konsumsi sebelumnya. Hasilnya sungguh mencengangkan. Tak ada satu pun air yang saya konsumsi murni H2O, karena hanya dalam waktu beberapa saat setelah alat elektrolit dicelupkan, air berubah menjadi cokelat dan berbusa. Geli juga sih lihatnya.
Masih belum yakin, saya mencoba dengan metoda fisika lain, yaitu dengan mencelupkan kabel yang telah dialiri listrik dan dikoneksikan dengan sebuah bola lampu. Jika pada saat kabel dicelupkan ke dalam air dan bola lampu nyala terang, maka dapat dipastikan bahwa air tersebut mengandung zat lain yang memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Sebaliknya jika bola lampu nyalanya redup atau bahkan tidak menyala sama sekali, maka air tersebut bebas dari zat-zat yang memiliki daya hantar listrik. Berikut gambar rangkaian yang saya buat saat itu :
Pada pengetesan kali ini, semua jenis air yang saya konsumsi memiliki sifat daya hantar yang cukup tinggi, karena hasilnya nyala bola lampu cukup terang. Setelah melakukan pengetesan berkali-kali dan hasilnya tetap sama, saya mulai berhati-hati dengan air minum yang saya konsumsi. Sejak saat itu, saya lebih banyak mengkonsumsi air mineral yang banyak dijual di supermarket ataupun swalayan-swalayan lainnya, yang salah satunya adalah Viro
Sekedar berbagi pada Anda, moment penting dimana saya mengenal dan mulai memilih-milih air minum yang akan saya konsumsi adalah saat pertama kali melihat demo sebuah produk air beserta alat pendeteksi elektrolit air. Saat itu alat pendeteksi elektrolit tersebut dicelupkan kedalam segelas air, dan tidak berapa lama kemudian air tersebut terlihat keruh, tidak ubahnya seperti air selokan yang sangat tidak layak dikonsumsi. Karena didasari oleh ketertarikan, rasa penasaran serta dugaan tertipu oleh sales produk, saya memutuskan untuk membeli sendiri alat pendeteksi elektrolit di swalayan (bukan bawaan produk tertentu). Kemudian saya mencoba melakukan pengetesan pada beberapa air minum yang saya konsumsi sebelumnya. Hasilnya sungguh mencengangkan. Tak ada satu pun air yang saya konsumsi murni H2O, karena hanya dalam waktu beberapa saat setelah alat elektrolit dicelupkan, air berubah menjadi cokelat dan berbusa. Geli juga sih lihatnya.
Masih belum yakin, saya mencoba dengan metoda fisika lain, yaitu dengan mencelupkan kabel yang telah dialiri listrik dan dikoneksikan dengan sebuah bola lampu. Jika pada saat kabel dicelupkan ke dalam air dan bola lampu nyala terang, maka dapat dipastikan bahwa air tersebut mengandung zat lain yang memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Sebaliknya jika bola lampu nyalanya redup atau bahkan tidak menyala sama sekali, maka air tersebut bebas dari zat-zat yang memiliki daya hantar listrik. Berikut gambar rangkaian yang saya buat saat itu :
Gambar rangkaian test air (sumber gbr dari koleksi pribadi)
Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman dan sedikit pengetahuan penulis tentang kebutuhan air minum bagi tubuh manusia, sekaligus tulisan ini untuk disertakan pada lomba penulisan blog yang dipersembahkan oleh Viro, live the moments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar